Selasa, 26 Februari 2013

askep prostat


BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA

Benigna Hipertropi Prostat adalah pembesaran atau hypertropi prostat. Kelenjar prostat membesar, memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar urine, dapat menyebabkan hydronefrosis dan hydroureter (Arifyanto D,2008).
Hiperplasia Prostat Benigna (BPH) adalah kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering untuk intervensi medis pada pria di atas usia 60 tahun (Brunner & Suddarth, 1999).

BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Doenges, 2000).

Dahulu disebut juga sebagai hipertrofi prostat jinak (Benign Prostat Hipertropy = BPH), istilah hipertrofi karena yang terjadi adalah hiperplasia kelenjar periuretral yang mendesak jaringan prostat yang asli ke periper dan menjadi simpai bedah (Mansjoer, Arief, 2000).

Penyebab
Hingga sekarang penyebab dari BPH belum diketahui dengan pasti.
 
Faktor Risiko
Faktor resiko yang dominan untuk terjadinya BPH adalah bertambahnya usia pada pria dan adanya androgen (hormon testosteron).
 
Gejala dan Tanda
Terdapat dua gejala utama dari BPH yaitu gejala obstruktif dan iritatif. Gejala obstruktif antara lain adalah : harus mengedan saat kencing, menurunnya pancaran urin, aliran urin yang terputus-putus atau menetes, perasaan tidak lampias setelah kencing, dan harus menunggu lama saat mulai kencing.

Sedangkan gejala iritatif antara lain adalah sering kencing, tergesa-gesa kalau ingin kencing, sering terbangun di malam hari untuk kencing, dan kencing sulit ditahan. Bila gejala ini dibiarkan berlarut larut dan semakin berat, dapat mengakibatkan komplikasi yang lain.
 

Pengkajian
Riwayat Keperawatan
· Suspect BPH ® umur > 60 tahun
· Pola urinari : frekuensi, nocturia, disuria.
· Gejala obstruksi leher buli-buli : prostatisme (Hesitansi, pancaran, melemah, intermitensi, terminal dribbling, terasa ada sisa) Jika frekuensi dan noctoria tak disertai gejala pembatasan aliran non Obstruktive seperti infeksi.
· BPH ® hematuri

1. Pemeriksaan Fisik
· Perhatian khusus pada abdomen ; Defisiensi nutrisi, edema, pruritus, echymosis menunjukkan renal insufisiensi dari obstruksi yang lama.
· Distensi kandung kemih
·         Inspeksi : Penonjolan pada daerah supra pubik ® retensi urine
·         Palpasi : Akan terasa adanya ballotement dan ini akan menimbulkan pasien ingin buang air kecil ® retensi urine
·         Perkusi : Redup ® residual urine
· Pemeriksaan penis : uretra kemungkinan adanya penyebab lain misalnya stenose meatus, striktur uretra, batu uretra/femosis.
· Pemeriksaan Rectal Toucher (Colok Dubur) ® posisi knee chest
Syarat : buli-buli kosong/dikosongkan, tujuan:
·         Menentukan konsistensi prostat
·         Menentukan besar prostat

2. Pemeriksaan Radiologi
Pada Pemeriksaan Radiologi ditujukan untuk:
a. Menentukan volume Benigne Prostat Hyperplasia
b. Menentukan derajat disfungsi buli-buli dan volume residual urine
c.  Mencari ada tidaknya kelainan baik yang berhubungan dengan Benigne Prostat Hyperplasia atau tidak

Beberapa Pemeriksaan Radiologi
a. Intra Vena Pyelografi ( IVP ) : Gambaran trabekulasi buli, residual urine post miksi, dipertikel buli.
Indikasi : disertai hematuria, gejala iritatif menonjol disertai urolithiasis
Tanda BPH : Impresi prostat, hockey stick ureter
b. BOF : Untuk mengetahui adanya kelainan pada renal
c. Retrografi dan Voiding Cystouretrografi : untuk melihat ada tidaknya refluk vesiko ureter/striktur uretra.
d. USG : Untuk menentukan volume urine, volume residual urine dan menilai pembesaran prostat jinak/ganas

3. Pemeriksaan Endoskopi.
4. Pemeriksaan Laborat
· Urinalisis (test glukosa, bekuan darah, UL, DL, RFT, LFT, Elektrolit, Na,/K, Protein/Albumin, pH dan Urine Kultur)
Jika infeksi:pH urine alkalin, spesimen terhadap Sel Darah Putih, Sel Darah Merah atau PUS.
· RFT ® evaluasi fungsi renal
· Serum Acid Phosphatase ® Prostat Malignancy







DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. (1995). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Doenges, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan (terjemahan). PT EGC. Jakarta.
Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga University Press. Surabaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar