Selasa, 19 Juni 2012


DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie Effendy, 1995). Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996). DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
DHF (Dengue Haemoragic Fever) berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi 4 derajat (Menurut WHO, 1986):
1.      Derajat I. Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet, trombositopenia dan hemokonsentrasi.
2.      Derajat II. Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3.      Derajat III. Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
4.      Derajat IV. Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

A.    Etiologi

Penyebab utama : – virus dengue tergolong albovirus, sedangkan vektor utamanya, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Adanya vektor tesebut berhubungan dengan kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari hari, sanitasi lingkungan yang kurang baik, dan penyediaan air bersih yang langka.

B.     Diagnosis

Kriteria diagnosis untuk DBD adalah adanya gejala dan tanda klinis DBD. DBD ditandai dengan:
1.      demam pada secara mendadak dan berkisar antara 38,50C-400C. Demam akan terus menerus baik pada pagi maupun malam hari dan hanya menurun sebentar setelah diberikan obat penurun panas
2.      terlihat lesu dan lemah
3.      nafsu makan menghilang, rasa mual, muntah, dan rasa tidak enak di perut dan didaerah ulu hati
4.      tanda perdarahan, perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk, namun tidak menghilang jika diregangkan.

C.    Tatalaksana

Seperti halnya virus yang lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar penderita anak sembuh dengan sendirinya, baik diobati maupun tidak diobati oleh karena penyakit virus bersifat self limiting disease. Jadi, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit akan berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya akan sembuh dengan sendirinya tergantung dari ketahanan tubuh orang yang terkena. Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan untuk gejala yang timbul sebagai ‘akibat ulah’ virus yang berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan. Keluarga dapat memberikan pertolongan pertama sebelum anak dibawa ke rumah sakit, seperti kompres saat demam, memberi banyak minum (bisa air putih, susu, teh manis, air kelapa ijo, jus jambu biji jika tidak ada diare, atau larutan oralit jika ada diare), istirahat yang cukup, dan pemberian makanan yang lunak.
Seseorang harus dirawat apabila penderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila menderita gejala-gejala di bawah ini:
1.    Demam terlalu tinggi (lebih dari 390C atau lebih)
2.    Muntah terus menerus
3.    Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran
4.    Kejang
5.    Perdarahan hebat, muntah atau berak darah
6.    Nyeri perut hebat
7.    Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh badan teraba dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak merasa haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali
8.    Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan atau penurunan jumlah trombosit.
Saat mengantar pasien yang menderita DBD, pengantar perlu menginformasikan kepada petugas bahwa pasien mungkin menderita DBD sehingga mendapat pertolongan segera.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada penderita DBD, antara lain:
1.     Tirah baring
2.     Pemberian makanan lunak
3.     Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DBD
4.     Pemberian cairan melalui infus, biasanya ringer laktat, NaCl
5.     Pemberian obat-obatan : antibiotic (sebaiknya golongan asetaminofen), antipiretik
6.     Anti konvulsi jika terjadi kejang
7.     Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR) tiap 3 jam, jika kondisi memburuk, observasi tiap jam
8.     Monitor adanya tanda-tanda renjatan
9.     Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
10.  Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari

D.    Pencegahan DBD

Pencegahan penyakit demam berdarah mencakup:
1.      Terhadap nyamuk perantara, yaitu pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya. Dilakukan PSN (Pembasmian Sarang Nyamuk) dengan cara: menguras bak mandi seminggu 2 kali,
menutup penyimpanan air rapat-rapat, dan
mengubur kaleng, ban bekas. Selain itu perlu seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan membersihkan vas bunga, menaburkan bubuk abate pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras
2.      Terhadap diri kita, yaitu memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari gigitan nyamuk
3.      Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan, seperti jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)


DAFTAR PUSTAKA


Effendy, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta: EGC
Sunaryo, Soemarno. 1998. Demam Berdarah Pada Anak. Jakarta: UI
http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=2005319145051
Asuhan Keperawatan Anak dengan Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari  http://indonesiannursing.com/2008/09/asuhan-keperawatan-anak-dengan-demam-berdarah-dengue/ pada 8 Mei 2012
LP Dengue Haemoragic Fever (DHF). Diunduh dari  http://laporanpendahuluan.blogspot.com/2010/02/laporan-pendahuluan-dhf.html pada 8 Mei 2012
DHF (Dengue Haemoragic Fever). Diunduh dari http://kepacitan.wordpress.com/2011/02/17/laporan-pendahuluan-dhfdengue-haemoragic-fever/. Diunduh pada 8 Mei 2012

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). (Christantie Effendy, 1995). Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty (Seoparman, 1996). DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegepty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
DHF (Dengue Haemoragic Fever) berdasarkan derajat beratnya penyakit, secara klinis dibagi menjadi 4 derajat (Menurut WHO, 1986):
1.      Derajat I. Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan, uji tourniquet, trombositopenia dan hemokonsentrasi.
2.      Derajat II. Derajat I dan disertai pula perdarahan spontan pada kulit atau tempat lain.
3.      Derajat III. Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan daerah rendah (hipotensi), gelisah, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari (tanda-tanda dini renjatan).
4.      Derajat IV. Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

A.    Etiologi

Penyebab utama : – virus dengue tergolong albovirus, sedangkan vektor utamanya, yaitu Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Adanya vektor tesebut berhubungan dengan kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari hari, sanitasi lingkungan yang kurang baik, dan penyediaan air bersih yang langka.

B.     Diagnosis

Kriteria diagnosis untuk DBD adalah adanya gejala dan tanda klinis DBD. DBD ditandai dengan:
1.      demam pada secara mendadak dan berkisar antara 38,50C-400C. Demam akan terus menerus baik pada pagi maupun malam hari dan hanya menurun sebentar setelah diberikan obat penurun panas
2.      terlihat lesu dan lemah
3.      nafsu makan menghilang, rasa mual, muntah, dan rasa tidak enak di perut dan didaerah ulu hati
4.      tanda perdarahan, perdarahan kulit merupakan perdarahan yang terbanyak ditemukan. Bintik kemerahan sebesar ujung jarum pentul menyerupai bintik gigitan nyamuk, namun tidak menghilang jika diregangkan.

C.    Tatalaksana

Seperti halnya virus yang lain (misalnya influenza, campak) sebagian besar penderita anak sembuh dengan sendirinya, baik diobati maupun tidak diobati oleh karena penyakit virus bersifat self limiting disease. Jadi, penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus mempunyai keunikan yaitu datang mendadak, penyakit akan berjalan terus walaupun diobati, dan akhirnya akan sembuh dengan sendirinya tergantung dari ketahanan tubuh orang yang terkena. Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan untuk gejala yang timbul sebagai ‘akibat ulah’ virus yang berakhir timbul gejala demam, syok, maupun perdarahan. Keluarga dapat memberikan pertolongan pertama sebelum anak dibawa ke rumah sakit, seperti kompres saat demam, memberi banyak minum (bisa air putih, susu, teh manis, air kelapa ijo, jus jambu biji jika tidak ada diare, atau larutan oralit jika ada diare), istirahat yang cukup, dan pemberian makanan yang lunak.
Seseorang harus dirawat apabila penderita dianjurkan dirawat di rumah sakit. Seseorang harus dirawat apabila menderita gejala-gejala di bawah ini:
1.    Demam terlalu tinggi (lebih dari 390C atau lebih)
2.    Muntah terus menerus
3.    Tidak dapat atau tidak mau minum sesuai anjuran
4.    Kejang
5.    Perdarahan hebat, muntah atau berak darah
6.    Nyeri perut hebat
7.    Timbul gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh badan teraba dan lembab, bibir dan kuku kebiruan, anak merasa haus, kencing berkurang atau tidak ada sama sekali
8.    Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah dan atau penurunan jumlah trombosit.
Saat mengantar pasien yang menderita DBD, pengantar perlu menginformasikan kepada petugas bahwa pasien mungkin menderita DBD sehingga mendapat pertolongan segera.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada penderita DBD, antara lain:
1.     Tirah baring
2.     Pemberian makanan lunak
3.     Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DBD
4.     Pemberian cairan melalui infus, biasanya ringer laktat, NaCl
5.     Pemberian obat-obatan : antibiotic (sebaiknya golongan asetaminofen), antipiretik
6.     Anti konvulsi jika terjadi kejang
7.     Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR) tiap 3 jam, jika kondisi memburuk, observasi tiap jam
8.     Monitor adanya tanda-tanda renjatan
9.     Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
10.  Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari

D.    Pencegahan DBD

Pencegahan penyakit demam berdarah mencakup:
1.      Terhadap nyamuk perantara, yaitu pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk dan telurnya. Dilakukan PSN (Pembasmian Sarang Nyamuk) dengan cara: menguras bak mandi seminggu 2 kali,
menutup penyimpanan air rapat-rapat, dan
mengubur kaleng, ban bekas. Selain itu perlu seperti mengganti dan bersihkan tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan membersihkan vas bunga, menaburkan bubuk abate pada kolam atau tempat penampungan air yang sulit dikuras
2.      Terhadap diri kita, yaitu memperkuat daya tahan tubuh dan melindungi dari gigitan nyamuk
3.      Terhadap lingkungan dengan tujuan mengubah perilaku hidup sehat terutama kesehatan lingkungan, seperti jangan menggantung baju bekas pakai (nyamuk sangat suka bau manusia)


DAFTAR PUSTAKA


Effendy, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF. Jakarta: EGC
Sunaryo, Soemarno. 1998. Demam Berdarah Pada Anak. Jakarta: UI
http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=2005319145051
Asuhan Keperawatan Anak dengan Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari  http://indonesiannursing.com/2008/09/asuhan-keperawatan-anak-dengan-demam-berdarah-dengue/ pada 8 Mei 2012
LP Dengue Haemoragic Fever (DHF). Diunduh dari  http://laporanpendahuluan.blogspot.com/2010/02/laporan-pendahuluan-dhf.html pada 8 Mei 2012
DHF (Dengue Haemoragic Fever). Diunduh dari http://kepacitan.wordpress.com/2011/02/17/laporan-pendahuluan-dhfdengue-haemoragic-fever/. Diunduh pada 8 Mei 2012